Powered By Blogger

Pages

Cabai Hidroponik Nasa

Efisiensi pupuk organik cabai dipupuk dengan pupuk organik nasa kemudian air fermentase mengalir ke kolam ikan.

Kunjungan Bupati Pati

Wakil Bupati Pati Ibu kartina Mengunjungi Panen raya Padi Organik Nasa.

Lab. Nasa Pantai pandan Simo

Mengubah Gersangnya lahan pasir menjadi wilayah agro yang subur dengan berbagai komoditas nasa.

Solusi Para Petambak

Paket Tambak Organik Nasa Solusi cerdas dan Sukses petani Tambak.

Teknologi Sawit Organik Nasa

Teknologi Kelapa Sawit Dengan Pupuk Organik Nasa.

BUDIDAYA UDANG DAN TAMBAK IKAN NASA KEMATIAN 0% UNTUNG 1000% RUGI

ATASI MERUGI DARI TAMBAK IKAN DAN UDANG MUDAH MATI (Meningkatkan Panen Udang Cepat Besar)

   Tambak merupakan salah komoditas pertanian yang menguntungkan dan tentu sangat menjanjikan,terutama untuk tambak yang umur panenya bisa sesingkat mungkin karena memang umur produksi dan waktu produksi merupakan dua hal yang seimbang,bila umur panen bisa lebih singkat secara otomatis biaya produksi terutama pakan semakin rendah dan keuntungan semakin tinggi, terutama untuk tambak udang di indonesia yang begitu menjanjikan. tetapi survey membuktikan kadangkala banyak diantara petani yang tidak bisa memetik hasil maksimal, dari berbagai faktor yang menjadi kendala,salah satunya kondisi air yang menjadi habitat tambak itu sendiri. karena syarat utama dari tambak yang berhasil diawali dari kondisi kesehatan air yang menjadi habitatnya itu terjaga kesehatan dan kesuburan pakan alaminya. hal yang menyebabkan kesehatan air kolam tidak terjaga yaitu salah satunya dari kondisi tanah terutama di daerah gambut yang kadar asamnya tinggi,curah hujan tinggi,kandungan logam berat dan amoniak yang dikeluarkan ikan itu sendiri. namun demikian seiring teknologi berkembang maka berkembang pulalah teknologi modern untuk mengatasi masalah itu dengan solusi cerdas dan murah yang di buat oleh produsen organik terbesar di indonesia yaitu TON ( Tambak Organik Nusantara )


TON merupakan formula khusus Tambak Organik yang diproduksi oleh PT Natural Nusantara. Formula alami (organik) khusus tambak perikanan ini untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi serta menjaga/memperbaiki kelestarian lingkungan tambak dengan memberikan mineral-mineral yang dibutuhkan udang/bandeng, mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami udang/bandeng, serta mengikat logam - logam berat sekaligus membantu mengurai senyawa komplek berbahaya beracun bagi udang/bandeng. TON (Tambak Organik Nusantara) juga membantu merutinkan molting udang.

 
KEUNGGULAN :
- Cukup signifikan sebagai pengganti pupuk Urea / pupuk Kandang di tambak
- Mempercepat pertumbuhan plankton (pakan alami ikan / udang / bandeng)
- Membantu merutinkan molting udang
- Mempercepat pertumbuhan ikan, udang & bandeng
- Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit
- Membantu perkembangan mikroorganisme yang bermanfaat bagi lingkungan tambak dan bermanfaat bagi pertumbuhan ikan, udang dan bandeng
- Menetralkan racun berbahaya seperti H2S, amoniak, asam laktat, dll dan mengikat logam-logam berat yang berbahaya
CARA PAKAI :
- Saat pengeringan tambak / kolam, semprotkan 2,5 Kg TON
- Sebelum penebaran benur / bibit, tebarkan TON 250 gr sebanyak 10 botol ke tambak. Plankton akan tumbuh dalam 3 hari.
- Selanjutnya untuk terapi budidaya, tebarkan TON ke tambak sebanyak 2 botol setiap 1 bulan sekali atau 1 sendok makan TON + air 10 liter siramkan ke kolam / tambak.
Kesaksian Penggunaan Produk TON Nasa:

                                                        Tonton Videonya Biar Paham Boss!

             



KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK NASA:

HENDY SUSANTO ST 

TELKOMS : 0813 7254 3994
IND XL       :0877 4977 9087
INDOSAT   :0857 9930 0051

BBM 7FEEDB79

MELAYANI PEMESANAN DALAM DAN LUAR NEGERI, GROSIR & ECER.
Distributor dan Reseller Silahkan hubungi kontak diatasMELAYANI PEMESANAN DALAM DAN LUAR NEGERI, GROSIR & ECER.
Distributor dan Reseller Silahkan hubungi kontak diatas.


Teknis Budidaya Pertanian,Perikanan dan Agrokompleks

Rahasia Budidaya Cabe perhektar 20 ton

CARA BUDIDAYA CABE ORGANIK
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya cabe organik nasa
Cara Budidaya Cabe Organik dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara NASA.

I. PENDAHULUAN

Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24-27°C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.

Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0-10 Co serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5-7.

Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlah air berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

Bertanam cabe sering dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.

PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabe secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.




II. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

A. FASE PRATANAM

1. Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur dan porositas tanah sehingga peredaran air dan udara menjadi optimal. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna yaitu pembajakan dua kali dan penyisiran satu kali. Setelah pengolahan tanah (7-14) hari, dibuat bedengan dengan tujuan memudahkan pembuangan air hujan yang berlebihan, mempermudah pemeliharaan, mempermudah meresapnya air hujan atau air pengairan, serta menghindari tanah terinjak-injak sehingga menjadi padat.
  • Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton untuk per 1000 m2.
  • Diluku kemudian digaru (dan biarkan + 1 minggu).
  • Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton per 1000 m2.
  • Buat bedengan lebar 110-120 cm dan parit selebar 80 cm.
  • Siramkan SUPER NASA (1 botol) atau POC NASA (1-2 botol).

    • SUPER NASA :

      • 1 botol dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk).
      • Setiap 50 liter air tambahkan 200 cc larutan induk, atau
      • 1 gembor (+ 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.

    • POC NASA :
      • 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.

  • Campurkan Natural GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan selama 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
  • Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

budidaya cabe pupuk organik padat supernasabudidaya cabe pupuk organik cair nasabudidaya cabe pengendali hama organik glio

2. Benih

  • Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30.
  • Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

B. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)

1. Persiapan Persemaian

  • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
  • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, dengan perbandingan 3 : 1.
  • Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan Natural GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu.
  • Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian

  • Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring.
  • Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS.
  • Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit

budidaya cabe pestisida organik pestonabudidaya cabe pestisida organik pestona

  • HAMA CABE
    • Kutu Daun Persik (Aphid sp.),
      • Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun.
      • Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.

    • Hama Thrip parvispinus,
      • Gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga.
      • Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun.
      • Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh.
      • Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.

    • Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus).
      • Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun.
      • Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang.
      • Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau.
      • Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

  • PENYAKIT TANAMAN CABE
    • Rebah semai (dumping off),
      • Gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp.
      • Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman,
      • Jika serangan tinggi siram Natural GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.

    • Embun bulu,
      • Ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica.
      • Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.

    • Kelompok Virus,
      • Gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat.
      • Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu.
      • Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA

C. FASE TANAM CABE

pestisida organik pestonapestisida organik pestonapestisida organik pestona

1. Pemilihan Bibit Cabe

  • Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus.
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari).

2. Cara Tanam cabe

  • Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
  • Plastik polibag dilepas.
  • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit

  • Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ),
    • Aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang.
    • Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh,
    • Serangan berat semprot dengan


      Jenis Pupuk

      1 - 4 minggu (kg)

      5 - 12 minggu
      (kg)

      Urea

      7

      56

      SP-36

      7

      28

      KCl

      7

      28

      atau VIREXI.

  • Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan S. exigua ),

    • Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit).
    • Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian.
    • Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA

  • Bekicot/siput.
    • Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari.
    • Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

  • Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
  • Penyakit Layu,
    • Disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia.
    • Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran,
    • Sebarkan NATURAL GLIO.

  • Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici.
    • Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah.
    • Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.

  • Lalat Buah (Dacus dorsalis),
    • Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan.
    • Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha.

  • Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides),
    • Gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering.
    • Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan.
    • Serangan berat sebari dengan Natural GLIO di bawah tanaman.

pengendali hama organik glio

D. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

  • Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
  • Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang.
  • Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan.
  • Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk

1 - 4 minggu (kg)

5 - 12 minggu
(kg)

Urea

7

56

SP-36

7

28

KCl

7

28

Catatan :
  • Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi).
  • Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi).
  • Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
  • Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
  • Pengamatan Hama dan Penyakit

III. PANEN CABE DAN PASCA PANEN CABE

1. PANEN CABE

  • Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
  • Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
  • Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

pupuk organik cair nasaHormon organik nasa

2. CARA PANEN CABE

  • Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
  • Penyortiran dilakukan sejak di lahan
  • Simpan ditempat yang teduh
    
KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK NASA:

HENDY SUSANTO ST 

TELKOMS : 0813 7254 3994
IND XL       :0877 4977 9087
INDOSAT   :0857 9930 0051

BBM 7FEEDB79

Teknis BUDIDAYA PEPAYA CALIFORNIA dengan sistem pemupukan organik nasa

[BUDIDAYA PEPAYA CALIFORNIA]

#Peluang Budidaya Pepaya California Yang Sangat Menjanjikan#

PEPAYA CALIFORNIA

budidaya pepaya californiaVarietas pepaya baru yang kini digandrungi para petani karena menjanjikan keuntungan. Pepaya California memiliki keunggulan tersendiri. Buahnya lebih manis, tahan lama, dan bisa dipanen lebih cepat dibandingkan pepaya varietas lain.

Syarat tumbuh

Tanaman dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi 700 – 1000 mdpl, curah hujan 1000 – 2000 mm/tahun, suhu udara optimum 22 – 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan.
Tanah subur, gembur, mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah netral dengan pH 6 -7.


Pembibitan

Persyaratan Bibit/Benih
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh. Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
Penyiapan Benih
Kebutuhan benih per hektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam laruran POC NASA kurang lebih 2-3 jam lalu ditiriskan.Kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang telah di fermentasikan denga Natural GLIO 2 – 3 minggu.
Teknik Penyemaian Benih
Benih dimasukkan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.
Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan ke kebun.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan) dengan jarak 5 – 10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. setelah tumbuh Semprotkan POC NASA + Hormonik dengan interval seminggu sekali.
Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar umur 2 – 2,5 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.
Pengolahan Media Tanam

Persiapan
Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.
Pembentukan Bedengan
Bentuk bedengan berukuran lebar 200 – 250 cm, tinggi 20 – 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.
Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.
Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5) taburkan Dolomit sekitar 1 kg per lubang tanam dan biarkan 1-2 minggu.
Pemupukan
Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu.
Setelah itu masukkan pupuk kandang yang sudah di fermentasikan dengan Natural glio selama 2 minggu ke lubang tanaman dengan ukuran 0,5 – 1 kg per lubang tanam.Lalu tutup tipis dengan tanah.
Teknik Penanaman

Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm, yang digali secara berbaris. Biarkan lubang-lubang kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. Setelah itu lubang-lubang diisi dengan  pupuk kandang yang sudah di fermentasikan dengan Natural glio selama 2 minggu ke lubang tanaman dengan ukuran 0,5 – 1 kg per lubang tanam.Lalu tutup tipis dengan tanah.
Biarkan kurang lebih sekitar 3-5 hari dan bibit siap di masukkan ke lubang tanam.
Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.
Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
Penyiangan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk  khususnya pupuk organik dan pupuk kimia yang beerimbang sehingga memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah.
Cara pemberian pupuk :

Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar
Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl
Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gram TSP, 50 gram KCl
Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gram TSP, dan 75 gram KCl
Lakuakan  pemupukan campuran dengan  pupuk organik nasa yang berupa Super Nasa dengan dosis 3 kg untuk sekitar 100o tanaman untuk 1,5 – 2 bulan sekali.
Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA + HORMONIK + Aero-810 dengan dosis ( 5 + 1 + 1/2 ) tutup / tangki.
Setelah pepaya mulai berbuah untuk setiap pemupukan super nasa tambahkan Power Nutrition sekitar 1 kg untuk 1000 batang tanaman.
Penyemprotan hati – hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar.
Pengairan dan Penyiraman

Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama.
Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.
Hama dan Penyakit

Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 – 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut. Pengendaliannya : Semprot dengan Natural Glio +  PESTONA + Pentana + aero-810 secara bersamaan.
Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda. Pengendaliannya : penggunaan Natural GLIO dari awal tanam.
Penyakit mati bujang disebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Pengendaliannya : Perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta Pemakaian Natural GLIO dari awal tanam.
Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita. Cara pengendaliannya : Penggunaan Natural Glio dari awal tanam.
Nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati. Pengendalian : Penggunaan Natural Gluo dari awal tanam serta penyemprotan natural GLIO + Pestona + Aero810 secar rutin dengan interval 10-15 hari sekali.
Panen dan Pasca Panen

Ciri dan Umur Panen
Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 7,5  bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
Periode Panen
Panen dilakukan setiap 4 hari sekali.

Rahasia Budidaya Kacang Hijau dan teknis pemupukan agar paneelimpah

[BUDIDAYA KACANG HIJAU]

#Cara Budidaya Kacang Hijau#
KACANG HIJAU

kacang hijau organikKacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh didaerah tropis. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang hijau ini suhu yang panas. Pada musim hujan, pertumbuhan vegetatif sangat cepat sehingga mudah rebah.Kacang hijau menyukai tanah gembur dengan saluran pembuangan air yang baik. Tanah sawah bekas padi bisa digunakan untuk lahan penanaman kacang hijau.Pengolahan kering dilakukan dengan cara mencangkul atau dibajak supaya dapat diratakan. Dan setiap 5-6 m dibuat saluran pengairan. Pada lahan kering, kacang hijau ditanam pada akhir musim hujan.




Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara menggunakan alat tugal bermata tiga. Fungsi dari tugal bermata tiga yaitu lubang pertama untuk menanam bibit kacang hijau, dan lubang yang kedua dan ketiga untuk lubang pupuk.
Lubang tanaman memiliki kedalaman 4 cm dan lubang pupuk sedalam 7-10 cm. jarak antara lubang tanam dan lubang pupuk 7-10 cm.
Cara Penanaman
Sebelum bibit di tanam rendam terlebih dahulu dengan air yang telah di campurkan dengan POC NASA dan rendam selama 3-4 jam.
Setelah 3-4 jam lalu bibit kacang hijau di tiriskan dan siap untuk di masukkan ke lubang tanam.
Setelah tanah sudah dilubangi, kemudian masukan benih pada lubang tanam lalu tutup tipis dengan tanah.
Untuk jarak  tanam yang umum dipakai yaitu panjang 20-20 cm dan lebar 10-20 cm. jika ditanam pada musim penghujan biasanya jaraknya 40 x 15 cm. sedang jika ditanam pada musim kemarau 25 x 25 cm atau 30 x 20 cm.
Cara Pemeliharaan Tanaman

Pengairan
Pengairan pada kacang hijau diperlukan terutama pada lahan sawah irigasi, terutama pada saat tanaman mengalami masa pertumbuhan vegetatif.
Jika ditanam pada sawah tadah tidak perlu diberi air. Sebab tanah masih lembap bila ditanam pada saat masih hujan. Kacang hijau pada masa generatif sedikit memerlukan air.
Penyulaman dan Penyiangan
Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 17 hari setelah penanaman dilakukan. Penyulaman dilakukan dengan cara menyediakan tanaman cadangan yang ditanam di luar area tanaman. Penyulaman dilakukan jika 5% lubang tanaman tidak ditumbuhi tanaman sempurna.
Penyiangan biasanya dilakukan dua kali. Pertama ketika tanaman sudah berumur 2 minggu dan kedua pada waktu berumur satu bulan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan tanaman pengganggu atau gulma.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali :
Pertama diberikan pada saat tanam.
Kedua diberikan menjelang tanaman berbunga atau pada saat tanaman umur satu bulan.
Adapun Dosis pupuk yang diberikan adalah untuk Pupuk Nasanya yaitu super nasa 3 kg /Ha. dan untuk pupuk kimianya yaitu Urea/ZA 50-100 kg/ha TSP 100 kg/ha dan KCL 50-75 kg/ha.
Cara pemupukan,setelah pupuk nasa dan pupuk kimia di aduk menjadi satu lalu  pupuk dimasukan ke lubang kemudian ditutup dengan tanah jarak lubang pupuk 5-6 cm. kemudian lubang kedua yang jaraknya 10 cm kemudian tutup dengan tanah. Pupuk jangan sampai kontak langsung dengan benih, karena perkecambahan akan terhambat.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Jenis-jenis Hama :
Lalat kacang :
ciri-cirinya tubuh kecil berukuran 1,5 mm, warna hitam mengkilap, siang hari bersembunyi di dalam rumput, dan kepompongnya atau pupa berwarna coklat.
Dampak pada tanaman, terdapat bercak-bercak pada daun pertama, polong yang diserang gugur, daun mulai layu dan kekuning-kuningan, tanaman akan mati saat berumur 3-4 minggu.
Pengendaliannya :
Penanaman secara  serempak dan tanam bergilir.
Penggunakan Produk Nasa yang berupa Natural Glio yang telah di fermentasikan dengan pupuk kandang dari sebelum tanam.
Olah tanah yang bagus dengan memakai Pupuk Organik NASA yang berupa super nasa  di campurkan pupuk kimia dasar yang biasa di pakai. pupuk kimia dasar bisa di kurangi 30 % dari anjuran dinas pertanian setempat.
Penyemprotan Pestisida organik Nasa yang berupa Glio + Pestona + pentana + aero-810 dari tumbuh daun 4-5 sampai panen.Dengan interval 7 – 10 hari sekali.
Ulat Jengkal :
Ciri-cirinya : tubuhnya berwarna hijau, ukurannya 2-3 cm, dan jalannya menyungkal.
Dampak pada tanaman, menyerang tanaman yang sudah tua, dan menyerang daun hingga tulang daun.
Pengendaliannya :
Musnahkan telur dan larvanya.
Penanaman secara  serempak dan tanam bergilir.
Penyemprotan Produk nasa yang berupa Vitura / Virexi + Aero-810  dengan interval 5-7 hari sekali.
Penggerek Polong :
Ciri-cirinya, larva berwarna merah kebiruan pada waktu kecil, dan setelah besar berwarna hijau, dan bentuk larva gemuk licin.
Dampak pada tanaman, membuat lubang pada polong, memakan biji, gejala bercak hitam, adanya lubang bulat pada polong, dan biji pada polong habis dimakan.
Pengendaliannya :
Penanaman secara  serempak dan tanam bergilir.
Penyemprotan Pestisida organik Nasa yang berupa Glio + Pestona + pentana + aero-810 dari tumbuh daun 4-5 sampai panen.Dengan interval 7 – 10 hari sekali.
Ulat penggulung daun :
Ciri-cirinya, ulat berwarna hijau terang, dan kupu-kupu kecil berwarna coklat muda.
Dampak pada tanaman, daun menggulung ke dalam/keriting karenasel-sel bagian atasnya mengerut dan menurunkan hasil, karena proses fotosintesis terganggu.
Pengendaliannya :
Membuang daun yang menggulung, mematikan ulatnya.
Penyemprotan Produk nasa yang berupa Vitura / Virexi + Aero-810  dengan interval 5-7 hari sekali.
Jenis-jenis Penyakit
Bercak daun.
Pengendaliannya : Penyemprotan Pestisida organik Nasa yang berupa Glio + Pestona + pentana + aero-810 dari tumbuh daun 4-5 sampai panen.Dengan interval 7 – 10 hari sekali.
Karat daun :
Pengendaliannya :
menaman varietas tahan penyakit.
Penyemprotan Pestisida organik Nasa yang berupa Glio + Pestona + pentana + aero-810 dari tumbuh daun 4-5 sampai panen.Dengan interval 7 – 10 hari sekali.
Kudis
Pengendaliannya :
Penanam varietas tahan penyakit.
Tanaman dicabut dan dibakar.
Penyemprotan Pestisida organik Nasa yang berupa Glio + Pestona + pentana + aero-810 dari tumbuh daun 4-5 sampai panen.Dengan interval 7 – 10 hari sekali.
Embun tepung
Pengendaliannya
Dengan menanam varietas yang tahan penyakit.
Penyemprotan Pestisida organik Nasa yang berupa Glio + Pestona + pentana + aero-810 dari tumbuh daun 4-5 sampai panen.Dengan interval 7 – 10 hari sekali.

Panen dan Pascapanen
Umur kacang hijau umunya 58-85 hari, pemungutan panen dapat dilakukan ketika sebagian besar polong telah kering dan mudah pecah, panen dilakukan dengan dipetik dan dilakukan pada pagi hari.
Polong yang sudah dipetik kemudian dijemur setelah kuning masukan kedalam karung dan dipukul-pukul agar biji terlepas dari polong, dan setelahn itu lakukan penapian untuk memisahkan biji-biji yang rusak.
Biji yang sudah bersih kemudian dijemur lagi sampai 2-3 hari.


KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK NASA:

HENDY SUSANTO ST 

TELKOMS : 0813 7254 3994
IND XL       :0877 4977 9087
INDOSAT   :0857 9930 0051

BBM 7FEEDB79

BUDIDAYA JAHE DISERBU TENTARA BERSENJATA DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA

BUDIDAYA JAHE DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA DIGANDRUNGI TNI KITA

budidaya jahe organik nasa
Memilih tanaman budidaya yang tepat  memang sangat berpengaruh pada hasil dan keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu lama memilih tanaman yang tepat maka keuntungan yang diharap akan terlewat karena musim, dan harga biasanya berkaitan, dimana musim yang kurang mendukung harga komoditi tertentu mencapai harga tertinggi, dan sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya  biasanya hargapun juga turun  hal ini sesuai dengan hukum ekonomi. 

Kita tentukan saja  pilihan kita kali ini pada tanaman Budidaya jahe gajah.  Tanaman ini tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela  tanaman pokok (sengon, kopi, atau tanaman buah-buahan ). Sebagai pertimbangan nilai  ekonomi  1 tunas bibit Jahe seharga  Rp. 350,- dalam waktu 7-8 bulan bisa berkembang menjadi 1 kg dengan harga (±  Rp5.000 – 10.000), Jika kita tanam di lahan sebagai tanaman sela (tumpang sari) maka itulah keuntungan potensi yang bisa kita dapatkan.


                              Coba simak video Berikut- Tentara pun Menyerbu Budidaya jahe


supernasa granul nasa
Pengalaman Bp. Harmanto di Dsn Sikapat, Besuki , Wadaslintang , Temanggung, Jawa Tengah   mendapatkan tambahan hasil  diantara lahan karet eks tanaman Kakaonya berkisar   antara 4 Juta rupiah. Dengan perawatan sangat sederhana yakni  NPK + Supernasa + Supernasa Granula yang dikocorkan dibibit yang ditanam di luasan lahan ±1000 meter / 1700 titik )  masing-masing  2 gelas per  titik tanam  setiap 2 minggu sekali selama masa pertumbuhan  kurang lebih 3 bulan.



supernasa budidaya jahe organik
Dengan rincian pembelian bibit  Rp. 500.000,- dan biaya pupuk Rp. 500.000,- beliau mendapat  tambahan keuntungan bersih Rp. 4 juta….itupun saat harga jahe pada titik terendah saat itu yaitu Rp. 5.000/kg.


Kita bisa memanfaatkan tanah kosong , di pot-pot, polibag, atau pekarangan kita yang tersisa untuk menanan jahe.


Media Tanam

budidaya jahe media tanam polybag
Media tanam bisa yang dipakai adalah karung bekas atau polybag. Jika menggunakan karung, bisa menggunakan karung bekas beras atau pakan ternak. Semakin besar ukuran karung, media pengisi juga semakin banyak, namun produktivitas Jahe Merah juga akan semakin tinggi. Jika menggunakan polybag, gunakan polybag dengan ukuran minimal 40 x 50 cm.

Media pengisi karung atau polybag adalah tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2

Membibitkan Jahe

Pemilihan Benih

budidaya jahe pemilihan bibit
Pembibitan jahe  dimulai dari pemilihan benih. Benih untuk bibit Jahe diambil dari rimpangnya. Rimpang untuk benih yang baik adalah rimpang yang segar (tidak disimpan terlalu lama), sehat, ukurannya besar atau normal, tidak cacat atau terluka, dan berasal dari induk yang sudah cukup tua dan sehat. Karena asal-usul induk harus jelas, maka sebaiknya rimpang untuk benih diambilkan dari kebun petani, bukan dari pasar konsumsi.Rimpang yang telah diperoleh kemudian disortir dan dipilih yang baik.

Pengecambahan

Jika dikhawatirkan adanya serangan jamur, benih bisa direndam terlebih dahulu pada larutan fungisida (misalnya Dithane M-45) selama 15 menit. Jika tidak, benih cukup direndam atau dibasahi dengan air, kemudian diletakkan pada tampah atau nyiru, dan ditempatkan pada tempat yang lembab agar berkecambah. Agar kelembaban terjaga, setiap hari benih harus dikontrol dan dibasahi air jika terlalu kering. Benih akan mulai berkecambah setelah kira-kira 2 minggu.

Penyemaian

Selama mengecambahkan benih, kita bisa menyiapkan tempat pesemaian berupa petak ukuran 1 x 2 m yang dibatasi dengan batubata dan diisi dengan pasir dan pupuk organik. Tempat pesemaian sebaiknya tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung. Pada media tersebut, benih yang telah berkecambah kita tanam dengan kedalaman kira-kira 4-5 cm. Benih tersebut akan mulai tumbuh menjadi tanaman muda dalam waktu sekitar 2-4 minggu. Setelah tumbuh dengan ketinggian sekitar 10 cm, bibit dapat diambil/dipotong dari rimpangnya dan ditanam pada media karung atau polybag yang telah disiapkan. Rimpang yang tersisa bisa ditanam kembali pada pesemaian agar tumbuh bibit yang lain. Satu buah rimpang bisa menumbuhkan sekitar 2-4 bibit.

Memanen

Tanaman Jahe bisa dipanen setelah kira-kira 10 bulan. Tanaman yang sudah cukup tua dan siap panen akan melewati masa mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning dan mengering. Pemanenan Jahe dari media karung dan polybag cukup mudah karena tidak perlu menggali dengan susah payah. Kita cukup menggali dengan cetok dan membuka karung atau polybag yang sudah mulai lapuk. Angkat rimpang Jahe dengan hati-hati agar tidak rusak, bersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel, dan jika perlu cuci dengan air bersih. Satu rumpun tanaman Jahe dalam 1 media tanam karung ukuran 50 kg, bisa menghasilkan rimpang Jahe segar2 hingga 5 kg.

BERGABUNGLAH DENGAN SAYA DI FACEBOOK DAN FANSPAGE https://www.facebook.com/hendy.susanto.399 UNTUK FANSPAGE SAYA SAHABAT TANI KLIK https://www.facebook.com/pages/Sahabat-Tani-Organik/332534793592598?ref=bookmarks

KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK NASA:

HENDY SUSANTO ST 

TELKOMS : 0813 7254 3994
IND XL       :0877 4977 9087
INDOSAT   :0857 9930 0051

BBM 7FEEDB79

BUDIDAYA AYAM PEDAGING ( BROILER )

BUDIDAYA AYAM PEDAGING
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



budidaya ayam pedanging nasa
Budidaya Ayam Pedaging dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara ( NASA ) Dapat juga anda saksikan video teknis budidaya didalam artikel ini

I. PENDAHULUAN

Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.

                                                    tonton video budidaya ayam berikut



PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).

II. PEMILIHAN BIBIT

Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.

III. KONDISI TEKNIS YANG IDEAL

  • Lokasi kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
  • Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
  • Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
  • Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari)Suhu ( 0C )
01 - 0734 - 32
08 - 1429 - 27
15 - 2126 - 25
21 - 2824 - 23
29 - 3523 - 21

IV. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN

4.1 Perkembangan

Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter).
  • Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar.
  • Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

 4.2. Pakan

  • Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan.
  • Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi.
  • Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap.

budidaya ayam pedaging broiler nasa viterna
budidaya ayam pedaging broiler nasa poc nasa
  • Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%.
  • Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
  • Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
  • Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio).

Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka :

FCR-nya adalah = Berat total ayam hasil panen = 1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6

Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).
Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.

4.3. Vaksinasi

  • Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami.
  • Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo.
  • Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

4.4. Teknis Pemeliharaan

Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi.

Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
  • Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA  Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.

  • Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.

  • Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.

  • Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.

  • Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.

  • Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.

4.5. Penyakit Pada Ayam

Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
  • Tetelo (Newcastle Disease/ND).
    • Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah.
    • Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan.
    • Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.

  • Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD).
    • Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus.
    • Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar.
    • Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.

  • Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease).
    • Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum
    • Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat.
    • Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.

  • Berak Kapur (Pullorum).
    • Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur.
    • Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran.
    • Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan.

Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

cara budidaya ayam pedaging broiler nasa hormonik
Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botolPOC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol HORMONIK atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino.

Dapat juga menggunakan  VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :
Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

4.6. Sanitasi/Cuci Hama Kandang Ayam

Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen.
Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
  • Tahap pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya.
  • Tahap pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit.
  • Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK NASA:

HENDY SUSANTO ST 

TELKOMS : 0813 7254 3994
IND XL       :0877 4977 9087
INDOSAT   :0857 9930 0051

BBM 7FEEDB79


 

BUDIDAYA SAPI POTONG DENGAN SUPLEMEN VITAMIN TERNAK ORGANIK NASA

BUDIDAYA SAPI POTONG
MENERAPKAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA



cara budidaya sapi potong organik nasa
Budidaya Sapi Potong dengan menerapkan teknologi organik PT. Natural Nusantara ( NASA ) dapat dilihat video liputan di dalam artikel ini.

I. PENDAHULUAN

Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern.

PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. PENGGEMUKAN

Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

penggemukan sapi dalam 40 hari dengan nasa


Jenis-jenis Sapi Potong.

Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
  • Sapi Bali.
    • Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut).
    • Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.
  • Sapi Ongole.
    • Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik.
    • Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
  • Sapi Brahman.
    • Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala.
    • Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

  • Sapi Madura.
    • Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah.
    • Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

  • Sapi Limousin.
    • Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik


Pemilihan Bakalan

  • Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan.
  • Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
    1. Berumur di atas 2,5 tahun.
    2. Jenis kelamin jantan.
    3. Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
    4. Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
    5. Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
    6. Kotoran normal

III. TATALAKSANA PEMELIHARAAN

3.1. Kandang Sapi

Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok.

Pada kandang individu,

  • Setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m.
  • Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak.

Pada kandang kelompok,

  • Bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang.
  • Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu.
  • Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan Sapi

  • Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
  • Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.
  • Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
  • Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.
  • Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA, dan HORMONIK. Produk ini, khususnya produk VITERNA Plus menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

vitamin ternak natural nusantarapupuk organik cair nasaHormon organik nasa

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K, Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.

Sementara pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian sapi, meningkatkan ketahanan tubuh ternak, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

Sedangkan HORMONIK lebih berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi ternak. Di mana formula ini akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ternak secara keseluruhan.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat.

Caranya sebagai berikut :
  • Campurkan 1 botol VITERNA Plus (500 cc) dan 1 botol POC NASA (500 cc) ke dalam sebuah wadah khusus.
  • Tambahkan ke dalam larutan campuran tersebut dengan 20 cc HORMONIK.
  • Aduk atau kocok hingga tercampur secara merata.
  • Selanjutnya berikan kepada ternak sapi dengan dosis 10 cc per ekor.
  • Interval 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

3.3. Pengendalian Penyakit Pada Sapi

Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan.



Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina.
  • Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian.
  • Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru.
  • Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan.
  • Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan.
  • Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat.
  • Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya.
  • Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
c. Vaksinasi untuk bakalan baru.
  • Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina.
  • Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah :
  • Cacingan,
  • Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),
  • Kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. PRODUKSI DAGING

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah :
  • Pakan. Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.
  • Faktor Genetik.Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
  • Jenis Kelamin.Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
  • Manajemen.Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.

Cara Budidaya Dengan Teknik Ganti Air praktis dan sehat ikan cepat besar

PERIKANAN ORGANIK DENGAN TEKNIK GANTI AIR YANG TEPAT


ganti air sirkulasi air pada perikanan

Pendahuluan

Perikanan organik merupakan trend yang semakin menjadi tuntutan untuk menghasilkan produk perikanan yang aman, sehat, bergizi dan tetap menjamin kelestarian lahan budidaya. Untuk itu diperlukan sarana produksi yang ramah lingkungan dan cara budidaya perikanan yang benar.

Salah satu hal  yang harus diperhatikan untuk berbudidaya yang benar adalah harus mengetahuiteknik pergantian air yang tepat.

                                                       Video Budidaya Ikan Praktis





Pergantian air kolam diperlukan jika memang harus ganti air, artinya kita melakukan ganti air jika memang kondisi air pada saat itu mengharuskan untuk diganti.  Air yang berkualitas jelek disebabkan oleh penumpukan hasil penguraian bahan organik yang masuk ke kolam. Bahan organik tersebut berupa kotoran ikan, ikan yang mati, pakan yang tidak termakan, plankton yang mati dan tumbuh-tumbuhan air yang mati jika ada.

                              
                                                   SALAM SUKSES !!

KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK NASA:

HENDY SUSANTO ST 

TELKOMS : 0813 7254 3994
IND XL       :0877 4977 9087
INDOSAT   :0857 9930 0051

BBM 7FEEDB79

MELAYANI PEMESANAN DALAM DAN LUAR NEGERI, GROSIR & ECER.
Distributor dan Reseller Silahkan hubungi kontak diatasMELAYANI PEMESANAN DALAM DAN LUAR NEGERI, GROSIR & ECER.



Ciri-ciri air yang jelek adalah sebagai berikut  :

  1. Air berbusa, hal ini menunjukkan sudah tingginya timbunan bahan organik yang ada di kolam, sehingga harus dibuang. Karena timbunan bahan organik tersebut berada di dasar kolam, maka yang harus dibuang adalah air bagian bawah tersebut. Pada kolam tanah sebisa mungkin dibuat saluran pembuangan di bagian tengah yang memungkinkan bisa membuang timbunan bahan organik di dasar  kolam. Jika tidak bisa membuat saluran pembuangan tersebut, pembuangan bisa dilakukan dengan pompa penyedot air. Pada kolam bak juga harus dibuat konstruksi berupa saluran pembuangan air bagian bawah.

  2. Air kotor, meterial yang mengkotori air kolam bisa mengganggu kehidupan ikan atau udang, sehingga harus dibuang dan airnya diganti yang baru.

  3. Air pekat, yang dimaksud dengan air pekat adalah jika air sudah penuh dengan bahan-bahan yang terlarut, misalnya lumpur, material pencemar lain dari luar.

Jika kita bisa menjaga kualitas air selalu baik selama proses budidaya maka kita bisa tidak melakukan ganti air selama budidaya. Pemakaian pupuk organik TON dan pemakaian probiotik yang tepat akan selalu menjaga kualitas air budidaya, sehingga bisa meningkatkan tingkat keberhasilan budidaya.

Hal ini sudah terbukti di beberapa daerah yang menggunakan produk TON, misalnya di Kendal, Gresik, untuk tambak udang dan bendeng dan di Jogja untuk budidaya lele.

aturan ganti air kolam TON tambak organik natural
Mari kita galakkan budidaya perikanan yang ramah lingkungan atau perikanan organik.

Cara Budidaya Ikan air tawar Bebas penangulangan penyakit

[PENYAKIT IKAN AIR TAWAR]

#Penyakit Ikan Air Tawar Dan Cara Pengendaliannya#

PENYAKIT IKAN


Simak Video Budidaya Ikan air tawar







Dunia Perikanan di indonesia bukanlah sesuatu hal baru disaat sekarang ini,apalagi di perikanan air tawar.Akan tetapi kurangnya pengetahuan petani ikan tentang penyakit dan cara pengendaliannya merupakan tumpuan dasar kurangnya hasil panen mereka.Saya coba akan mengulas sedikit tentang penyakit pada ikan air tawar dan cara pengendaliannya dengan pemakaian Pupuk Organik Nasa yang berupa TON (Tambak Organik nusantara),Viterna,POC NASA dan Hormonik yang telah terbukti mampu meminimalkan penyakit pada ikan air tawar.Adapun penyakit yang biasa menyerang ikan air tawar sbb :

Cendawan/jamur.

Yang berbahaya : Saprolegnia dan Achyla, selalu ada di perairan terutama yang tinggi bahan organiknya, tidak menyerang ikan sehat, tetapi pada ikan luka atau lemah. Ciri-ciri : timbul serabut putih seperti kapas di sekitar luka.
Jika ikan sakit terlalu banyak, taburkan garam dapur 1 kg/25 m2 yang dicampur dengan cuka 1 botol dan dilarutkan dalam 5 liter air, perlakuan lebih baik dilakukan sebelum ikan terinfeksi jamur untuk mengantisipasi jika air kolam sudah tercemar oleh jamur. Mengatasi jamur juga bisa dilakukan dengan beberapa obat anti jamur misalnya PK, obat dengan merk Bendos, Q-Fish dan lain-lain.
Bintik Putih.

Disebabkan Ichthyophthirius multifiris. Gejalanya bintik-bintik putih pada kulit dan insang, serangan parah ditandai kulit dan insang rusak. Muncul di kolam lama tergenang. Cara mengobatinya : perbaikian sanitasi agar tidak menular. Perlakuan sederhana menaburkan garam dapur 30 g/l diulang 2 – 3 kali berturut-turut, cara lain dengan malacyte green dosis 0,1 g/m2 yang diulang hingga 2 hari sampai sembuh.
Borok/cacar.

Disebabkan oleh bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. Tanda-tandanya : kerusakan hati, limpa dan daging. Gejala awal : borok di kulit. Cara mengatasinya dengan antibiotic  seperti Tetracycline, Supertetra atau Streptomycin yang dicampur dengan pakan dengan dosis 1 mg/kg pakan. Pengobatan sederhana : taburkan garam dapur 10 kg yang ditumbuk dengan daun papaya.
Cacing.

Jenis yang sering menyerang : Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Yang memicu : kepadatan tinggi dan perubahan lingkungan mendadak. Gejala awal : nafsu makan turun dan sering ke permukaan air.
Parasit itu merusak insang dan kulit. Insang mengalami luka dan pendarahan, pernapasannya terganggu. Kulit ditandai keluarnya lendir ,warna ikan pucat, lemas dan sirip menguncup.
Ditanggulangi dengan mengganti air dalam jumlah besar. Taburkan garam dapur 40 g/m2 ke kolam. Atau merendam ikan sakit dengan larutan Kalium permanganate (PK) konsentrasi 0,01% selama 30 menit.
Trichodina.

Disebabkan sejenis protozoa, menyerang insang, tandanya ikan sering berputar-putar dan menggantung pada permukaan   air. Pengobatan dilakukan dengan merendam di larutan formalin dengan konsentrasi 15 – 20 ppm
CARA PENGENDALIANNYA

Dengan pemakaian Produk Pupuk Organik NASA yang berupa TON memang bukan bersifat sebagai obat, akan tetapi perlakuan sebelum ikan ditebarkan akan mencegah merebaknya berbagai agen penyebab penyakit tersebut. Bibit penyakit itu muncul karena  kualitas air yang jelek,  TON  akan memperbaiki kualitas air sehingga bisa mencegah merebaknya berbagai agen penyebab penyakit tersebut .Cara penggunaannya 250 gr TON campurkan dengan pupuk dasar yang biasa di pakai petani ikan saat pengolahan kolam sebelum di masukkan bibit.250 gr TON bisa di gunakan untuk lahan 400 – 500 m.
Penggunaan Produk Pupuk Organik NASA untuk nutrisi yaitu VITERNA, POC NASA dan HORMONIK berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi ikan sehingga akan lebih kuat menghadapi berbagai kondisi yang tidak menguntungkan.Cara penggunaannya VITERNA,POC NASA dan HORMONIK di campur jadi 1,lalu dari larutan campuran tadi di ambil 1 tutup ( tutup viterna/poc nasa/hormonik ) campurkan dengan 1/2 liter air dan semprotkan ke 3-5 kg pakan ikan.Setelah di semprotkan merata lalu keringkan sebentar tetapi pengeringannya jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung.

                                                   SALAM SUKSES !!

KONSULTASI DAN PEMESANAN PRODUK NASA:

HENDY SUSANTO ST 

TELKOMS : 0813 7254 3994
IND XL       :0877 4977 9087
INDOSAT   :0857 9930 0051

BBM 7FEEDB79

MELAYANI PEMESANAN DALAM DAN LUAR NEGERI, GROSIR & ECER.
Distributor dan Reseller Silahkan hubungi kontak diatasMELAYANI PEMESANAN DALAM DAN LUAR NEGERI, GROSIR & ECER.